"Hoi! Keluarkan kami!! Hoi!!!" Frey menggedor jeruji di depannya. Tidak ada respon. Sekali lagi Frey memukulkan kepalan tangannya ke jeruji, kemudian menyandarkan badannya ke dinding tempat ia dan Rabi dikurung.
Baru sampai di depan istana yang dibicarakan Rabi, mereka sudah dikepung tiba - tiba oleh sepasukan prajurit, yang tanpa berbicara apa pun, langsung menggiring mereka ke penjara bawah tanah, tempat mereka sekarang.
Mereka hanya ditinggalkan begitu saja. Tanpa ada penjelasan apa pun. Tanpa ada pengawas satu pun. Frey sudah kehilangan kesabarannya, sementara Rabi di sebelahnya hanya bersikap tenang. Mata hitam kecil Rabi dari tadi mengamati pola aneh yang tergambar di sisi dinding penjara. Ia berusaha mengingat sesuatu dari tadi. Sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu.
"Memangnya ini apa sih?" Frey berdiri di sisi dinding bergambar itu. "Paling cuman corat coret iseng." Frey mengetokkan kepalan tangannya, dan suara berirama membuat nya terkejut dan mundur menjauhi dinding itu.
'Ah, aku ingat..' Rabi menggantikan Frey di depan gambar itu. Kepalan tangan kecil nya mulai memukul dinding itu di tempat yang berbeda. Menimbulkan irama lagu yang khas. Tak lama kemudian, pintu jeruji terbuka perlahan.
Frey mengomel tidak karuan sepanjang koridor yang mereka susuri. Rabi hanya menanggapi sekenanya. Mereka menelusuri istana besar itu. Hiasan - hiasan aneh menghiasi tiap koridor yang mereka lalui, membuat Frey semakin gencar mengomel.
'Ini ruangan Raja,' gumam Rabi sambil membuka pintu besar di depannya. Di dalam, hanya terdapat kursi kosong.
"Hee.. Ini istana mu ya Rabi?" Frey mengambil kesimpulan setelah melihat foto yang terpajang di dinding. Foto yang mirip Rabi tergantung di situ.
'Bukan punya ku, tapi saudara kembar ku.. Sama seperti mu Frey, aku juga punya saudara kembar. Mungkin itu yang membuat kita cocok.' Frey manggut - manggut.
"Lalu ngapain kita ke sini?" Belum sempat Rabi menjawab, cahaya terang muncul dari arah kursi kosong di depan mereka. Rabi melangkah perlahan menuju arah cahaya. "Rabi?"
'Ayo, ini tujuan kita selanjutnya.'
Dengan langkah mantap, Frey mengikuti Rabi masuk ke dalam cahaya itu. Meninggalkan istana yang perlahan - lahan menghilang ke dalam kabut.
Baru sampai di depan istana yang dibicarakan Rabi, mereka sudah dikepung tiba - tiba oleh sepasukan prajurit, yang tanpa berbicara apa pun, langsung menggiring mereka ke penjara bawah tanah, tempat mereka sekarang.
Mereka hanya ditinggalkan begitu saja. Tanpa ada penjelasan apa pun. Tanpa ada pengawas satu pun. Frey sudah kehilangan kesabarannya, sementara Rabi di sebelahnya hanya bersikap tenang. Mata hitam kecil Rabi dari tadi mengamati pola aneh yang tergambar di sisi dinding penjara. Ia berusaha mengingat sesuatu dari tadi. Sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu.
"Memangnya ini apa sih?" Frey berdiri di sisi dinding bergambar itu. "Paling cuman corat coret iseng." Frey mengetokkan kepalan tangannya, dan suara berirama membuat nya terkejut dan mundur menjauhi dinding itu.
'Ah, aku ingat..' Rabi menggantikan Frey di depan gambar itu. Kepalan tangan kecil nya mulai memukul dinding itu di tempat yang berbeda. Menimbulkan irama lagu yang khas. Tak lama kemudian, pintu jeruji terbuka perlahan.
Frey mengomel tidak karuan sepanjang koridor yang mereka susuri. Rabi hanya menanggapi sekenanya. Mereka menelusuri istana besar itu. Hiasan - hiasan aneh menghiasi tiap koridor yang mereka lalui, membuat Frey semakin gencar mengomel.
'Ini ruangan Raja,' gumam Rabi sambil membuka pintu besar di depannya. Di dalam, hanya terdapat kursi kosong.
"Hee.. Ini istana mu ya Rabi?" Frey mengambil kesimpulan setelah melihat foto yang terpajang di dinding. Foto yang mirip Rabi tergantung di situ.
'Bukan punya ku, tapi saudara kembar ku.. Sama seperti mu Frey, aku juga punya saudara kembar. Mungkin itu yang membuat kita cocok.' Frey manggut - manggut.
"Lalu ngapain kita ke sini?" Belum sempat Rabi menjawab, cahaya terang muncul dari arah kursi kosong di depan mereka. Rabi melangkah perlahan menuju arah cahaya. "Rabi?"
'Ayo, ini tujuan kita selanjutnya.'
Dengan langkah mantap, Frey mengikuti Rabi masuk ke dalam cahaya itu. Meninggalkan istana yang perlahan - lahan menghilang ke dalam kabut.
0 comments:
Post a Comment