Sunday, March 23, 2008

It Takes Two -- Prophecies

:.Black Cover.:
Saat Partners akan dikirimkan ke dunia lain, kami, para Shadows, akan mengambil alih mereka satu persatu. Memang kejam, tapi tidak ada pilihan lain. Kami harus bertahan hidup, walaupun wujud kami nanti tidak lagi dikenali sebagai manusia, walaupun akal pikiran kami nanti akan hilang.


Kami berhasil mengontak anak - anak dari dunia seberang. Tapi, mereka hanya membawa 1 Partner. Sepertinya kali ini rencana belum berhasil. Kami harus menunggu periode selanjutnya, sampai sinyal SOS kami terdengar lagi oleh mereka.

Sampai saat itu, kumohon, bertahanlah anak - anak. Kuatkanlah hati kalian masing - masing, karena kekuatan itu ada di dalam diri kalian.



:.White Cover.:
Berhasil! Kami, para Lights, akhirnya berhasil mengubah wujud kami menyerupai manusia. Dengan begini, para Shadows itu tidak akan bisa menghalangi rencana kami. Ini adalah impian dari nenek moyang. Menyatukan ke dua dunia! Tapi para Shadows itu terus menghalangi kami. Mereka mengambil para Partners sebagai kulit sementara. Mereka adalah pihak yang jahat.

Ya, kami tidak salah. Kami hanya ingin agar tidak ada lagi dunia yang tercerai berai. Walaupun kami harus menyingkirkan penghuni aslinya..


Anak - anak itu datang. Itu berarti Shadows berhasil mendatangkan mereka. Mau menyingkirkan kami para Lights? Sungguh tidak tau diri. Mereka tidak akan berhasil. Mereka lah yang akan hancur pada akhirnya.

Tinggal masalah waktu..






"Apa, apa? Apa lanjutannya?"

"Tulisannya hanya sampai situ, Mir," gumam Ren yang membacakan kedua buku tadi. "Selanjutnya halaman kosong.. sampai ke belakang."

"Eerrrhhh.. kepalaku pusing.." gerutu Lexy. "Aku sama sekali tidak mengerti. Apa itu Lights, Shadows, Partners? Apa yang mereka mau sebenarnya? Aargghh... ini mimpi bukan sih.." Lexy menelungkupkan kepalanya.

"Sebenarnya.." Frey yang dari tadi diam akhirnya buka mulut. "Shiro.. dan yang lainnya.. mereka Lights? Atau Shadows? Apa dia baik? Atau jahat? Lalu sebenarnya kita ini datang ke sini buat apa...?"

"Duh, Frey, jangan ikutan stress dong.." keluh Freya. "Ayo dong, 'kan kau biasanya yang paling optimis.."

"Haha, tapi kali ini bahkan aku pun tidak tau harus ngapain.. Lexy?"

"Lihat.." Lexy mengambil kedua buku itu dari tangan Ren, mendekatkannya satu sama lain. Corak yang terlihat biasa itu ternyata adalah sebuah peta. "Selanjutnya, ke sini?"

Sekali lagi seruan "Hoouwww" yang lebih keras dari tadi menggema, membuat Lexy hanya bisa garuk - garuk kepala. Peta itu menggambarkan daerah di sekitar rumah mereka.

"Jalan rahasia?" gumam Freya tertarik. "Besok malam kita lakukan lagi, ok?"

"Tidak usah menunggu besok.." Keempat bocah yang lain menoleh ke arah Lexy. "Sekalian saja. Sudah terlanjur ini."

0 comments: