"Biaya pendaftaran nya 30.000 Trax."
"Ha?"
'Sepertinya mata uang di sini namanya Trax.'
"Aku hanya ada uang segini.."
Lexy menumpahkan isi kantong uang nya, menimbulkan suara berisik di lobi pendaftaran peserta Coliseum itu. Petugas di depannya memandang nya sinis, sambil meneliti koin - koin di depannya.
"Kau membodohiku ya? Ini kan uang mainan."
Lexy sudah akan menggebrak meja kalau saja Phoenix di sebelahnya tidak melenggang terbang ke depan. Sambil seolah meminta maaf, Phoenix itu menggiring Lexy menjauhi meja registrasi.
"Apa sih?! Ini uang beneran tau! Uang mainan apanya?!" Lexy mengomel, membuat semua orang di sana menoleh sambil berbisik - bisik.
'Jangan kekanak - kanakan. Tiap kota punya aturan dan budaya yang berbeda. Mata uang juga begitu.' Lexy sudah merengut tidak karuan. Petugas registrasi menepuk bahunya, mengembalikan uang yang tadi ia tinggalkan begitu saja. Di sawutnya begitu saja koin - koin itu.
"Segitu pengennya ikut kompetisi ini ya?" Petugas di depannya bertanya sambil ikut - ikutan merengut.
"Menurutmu?" Lexy tidak kalah nyolot. Phoenix nya langsung nangkring di bahu Lexy, berusaha menenangkan emosi partner nya itu.
Tiket masuk dipampangkan di depan wajah Lexy. Dengan tatapan sedikit menghina, petugas di depannya itu hanya nyengir lebar. "Mau ikut apa tidak?" Kali ini Lexy mengambil tiket itu perlahan.
"Sankyu.." Lexy bergumam pelan. Petugas itu kemudian menjelaskan peraturan tanding nya. Yang akan bertanding adalah Lexy dan partnernya, yaitu Phoenix. Untuk babak pertama, lawannya bukan sesama peserta, tapi Shadow. "Setelah itu?"
"Yaah.. nanti saja kujelaskan setelah kau menang. OK? Nah sana, masuk!" Petugas itu mendorong punggung Lexy, memasuki ruangan pertandingan. Lapangan bundar dengan luas yang tidak biasa terpampang di mata Lexy. Para penonton bersorak sorai dari kursi. Di depan Lexy, pintu gerbang yang menjulang tinggi mulai membuka perlahan, menampilkan Shadow dengan tinggi 2x lipat nya Lexy.
Phoenix sudah tidak kesulitan memakai kekuatannya. Dalam sekejap, Shadow di depannya sudah mulai menghilang perlahan. Asap tebal menutupi Coliseum itu.
"Phoenix! Oi!" Lexy maju perlahan mencari partner nya itu.
'Lexy!' Phoenix merah melayang di depannya. Bayangan hitam muncul tepat di belakangnya, siap menerkam si burung merah. Shadow. Secara reflek, Lexy menarik tangannya, dan detik kemudian Shadow itu menghilang, digantikan cahaya putih yang menyelimuti Lexy dan Phoenix.
"Ha?"
'Sepertinya mata uang di sini namanya Trax.'
"Aku hanya ada uang segini.."
Lexy menumpahkan isi kantong uang nya, menimbulkan suara berisik di lobi pendaftaran peserta Coliseum itu. Petugas di depannya memandang nya sinis, sambil meneliti koin - koin di depannya.
"Kau membodohiku ya? Ini kan uang mainan."
Lexy sudah akan menggebrak meja kalau saja Phoenix di sebelahnya tidak melenggang terbang ke depan. Sambil seolah meminta maaf, Phoenix itu menggiring Lexy menjauhi meja registrasi.
"Apa sih?! Ini uang beneran tau! Uang mainan apanya?!" Lexy mengomel, membuat semua orang di sana menoleh sambil berbisik - bisik.
'Jangan kekanak - kanakan. Tiap kota punya aturan dan budaya yang berbeda. Mata uang juga begitu.' Lexy sudah merengut tidak karuan. Petugas registrasi menepuk bahunya, mengembalikan uang yang tadi ia tinggalkan begitu saja. Di sawutnya begitu saja koin - koin itu.
"Segitu pengennya ikut kompetisi ini ya?" Petugas di depannya bertanya sambil ikut - ikutan merengut.
"Menurutmu?" Lexy tidak kalah nyolot. Phoenix nya langsung nangkring di bahu Lexy, berusaha menenangkan emosi partner nya itu.
Tiket masuk dipampangkan di depan wajah Lexy. Dengan tatapan sedikit menghina, petugas di depannya itu hanya nyengir lebar. "Mau ikut apa tidak?" Kali ini Lexy mengambil tiket itu perlahan.
"Sankyu.." Lexy bergumam pelan. Petugas itu kemudian menjelaskan peraturan tanding nya. Yang akan bertanding adalah Lexy dan partnernya, yaitu Phoenix. Untuk babak pertama, lawannya bukan sesama peserta, tapi Shadow. "Setelah itu?"
"Yaah.. nanti saja kujelaskan setelah kau menang. OK? Nah sana, masuk!" Petugas itu mendorong punggung Lexy, memasuki ruangan pertandingan. Lapangan bundar dengan luas yang tidak biasa terpampang di mata Lexy. Para penonton bersorak sorai dari kursi. Di depan Lexy, pintu gerbang yang menjulang tinggi mulai membuka perlahan, menampilkan Shadow dengan tinggi 2x lipat nya Lexy.
Phoenix sudah tidak kesulitan memakai kekuatannya. Dalam sekejap, Shadow di depannya sudah mulai menghilang perlahan. Asap tebal menutupi Coliseum itu.
"Phoenix! Oi!" Lexy maju perlahan mencari partner nya itu.
'Lexy!' Phoenix merah melayang di depannya. Bayangan hitam muncul tepat di belakangnya, siap menerkam si burung merah. Shadow. Secara reflek, Lexy menarik tangannya, dan detik kemudian Shadow itu menghilang, digantikan cahaya putih yang menyelimuti Lexy dan Phoenix.
0 comments:
Post a Comment