"Kita berpisah di sini?" Freya menoleh ke arah saudara kembarnya, Frey. Lexy di sebelahnya sudah berdiri mantap di dekat pintu gerbong kereta.
"Aku titip Freya," gumam Frey sambil memegang pundak Lexy. Yang dititipi hanya mengangguk pelan. "Thanks." Frey beralih ke Freya. "Jaga diri baik - baik. Aku tidak bisa lagi menjagamu," Frey menepuk kepala Freya pelan.
Kereta hitam mulai melaju pelan. Lexy dan Freya melongokkan kepala mereka keluar. Menatap Frey, Ren dan Mir untuk terakhir kali nya. Suara cerobong asap menambah kecepatan laju kereta. Mir melambaikan tangannya sampai akhirnya kereta hitam itu tidak terlihat lagi. Frey menghela nafas panjang, dan ketiga bocah itu menuju kembali ke Gereja tua tempat mereka tinggal beberapa hari lalu.
"Jangan nangis lagi.."
"Berisik..." Freya menyeka air mata nya sekali lagi. "Sebentar lagi juga sudahan.."
"10 menit yang lalu juga itu yang kau katakan.." sindir Lexy sambil bermain dengan Phoenix nya. Freya hanya melirik tajam, dan kembali berkutat berusaha menghentikan air matanya.
Suara cerobong memberi tanda kalau kereta akan berhenti, kali ini di sebuah stasiun yang berkesan 'wah'. Ringroad Station. Begitu tulisan yang tergantung di sana. Lexy dan Freya segera turun. Tom ikut bersama mereka kali ini.
"Aku ada urusan di sini, kalian jalan - jalan saja. Di sini ada Coliseum yang terkenal juga lo," ujarnya sambil melirik ke Lexy.
Keluar dari Stasiun, kereta gantung menyambut mereka. Lexy mengambil jalur menuju Coliseum, yang berada di bagian kota lain. Freya mengambil jalur menuju pusat kota.
"Sampai sini yah," gumam Lexy.
"Umh." Freya melambaikan tangannya saat kereta gantung mereka mulai saling menjauhi.
"Aku mau ke bagian kota yang diblok itu." Jawaban Frey membuat Ren dan Mir terdiam. "Aku penasaran, ada apa di sana. Kalian mau tetap di sini?"
"Sepertinya begitu."
Setelah bersiap, Frey berjalan meninggalkan Gereja tempat Ren dan Mir tinggal. Mir melambaikan tangannya. Bayangan Frey menjauh, sampai tidak keliatan lagi.
"Aku titip Freya," gumam Frey sambil memegang pundak Lexy. Yang dititipi hanya mengangguk pelan. "Thanks." Frey beralih ke Freya. "Jaga diri baik - baik. Aku tidak bisa lagi menjagamu," Frey menepuk kepala Freya pelan.
Kereta hitam mulai melaju pelan. Lexy dan Freya melongokkan kepala mereka keluar. Menatap Frey, Ren dan Mir untuk terakhir kali nya. Suara cerobong asap menambah kecepatan laju kereta. Mir melambaikan tangannya sampai akhirnya kereta hitam itu tidak terlihat lagi. Frey menghela nafas panjang, dan ketiga bocah itu menuju kembali ke Gereja tua tempat mereka tinggal beberapa hari lalu.
***
"Jangan nangis lagi.."
"Berisik..." Freya menyeka air mata nya sekali lagi. "Sebentar lagi juga sudahan.."
"10 menit yang lalu juga itu yang kau katakan.." sindir Lexy sambil bermain dengan Phoenix nya. Freya hanya melirik tajam, dan kembali berkutat berusaha menghentikan air matanya.
Suara cerobong memberi tanda kalau kereta akan berhenti, kali ini di sebuah stasiun yang berkesan 'wah'. Ringroad Station. Begitu tulisan yang tergantung di sana. Lexy dan Freya segera turun. Tom ikut bersama mereka kali ini.
"Aku ada urusan di sini, kalian jalan - jalan saja. Di sini ada Coliseum yang terkenal juga lo," ujarnya sambil melirik ke Lexy.
Keluar dari Stasiun, kereta gantung menyambut mereka. Lexy mengambil jalur menuju Coliseum, yang berada di bagian kota lain. Freya mengambil jalur menuju pusat kota.
"Sampai sini yah," gumam Lexy.
"Umh." Freya melambaikan tangannya saat kereta gantung mereka mulai saling menjauhi.
***
"Aku mau ke bagian kota yang diblok itu." Jawaban Frey membuat Ren dan Mir terdiam. "Aku penasaran, ada apa di sana. Kalian mau tetap di sini?"
"Sepertinya begitu."
Setelah bersiap, Frey berjalan meninggalkan Gereja tempat Ren dan Mir tinggal. Mir melambaikan tangannya. Bayangan Frey menjauh, sampai tidak keliatan lagi.
0 comments:
Post a Comment