"Permisi.." Frey memberanikan diri mendekati lelaki mirip masinis itu.
"Oh! Kalian penumpang terakhir ya?" Lelaki yang mengakui bahwa dirinya adalah masinis itu menanggapi pertanyaan Frey dengan baik. Mir dan Freya pun mendekat. Si masinis sepertinya tidak heran melihat hewan - hewan yang dibawa ketiga bocah itu.
Sambil bercerita panjang lebar, Tom, si masinis itu pun menjelaskan tentang kota ini. Tentang kereta yang bisa berjalan walaupun tidka ada masinis di dalamnya, yang ternyata dijalankan dengan auto-pilot. Sunset Town sendiri merupakan tempat di mana orang - orang yang mencari jati diri nya masing - masing datang, dan bagaimana cara mereka pulang, Tom sama sekali tidak tau. Ketika ditanya di mana ia tinggal, Tom menjawab, ia tinggal di dalam kereta.
"Pak Tom.."
"Tom saja. Begini - begini aku belum kepala 4 lo, hahahha.."
Freya menanyakan tentang sms yang diterimanya, membuat raut wajah Tom berubah.
"Kau menerima sms itu? Benarkah?"
"Umh! Cuma aku, Ren, dan Lexy. Mir dan *ehm* Frey tidak."
Sekilas Frey sempat melihat ekspresi mengerikan di wajah Tom.
"Aku lah yang mengirim sms itu. Tidak ada maksud apa - apa," Tom menyela Freya yang sudah siap bertanya lagi. "Benar, tidak ada maksud apa - apa, hanya untuk menyelamatkan hewan kecil yang sekarang ada di sebelah kalian itu. Perjalanan ke sini pun hanya kebetulan saja, karena seharusnya kereta tua ini tidak mungkin berjalan 4 hari berturut - turut."
Tidak puas dengan penjelasan Tom, Freya hanya diam. Frey mengambil alih pembicaraan, menanyakan tentang pemilik 'Inn' yang selalu tertidur. Tom malah tertawa ngakak, katanya, kalau dia tidur terus itu artinya kalian boleh menginap tanpa bayar. Tentang makanan yang selalu tersedia, mungkin itu disediakan oleh istrinya, yang punya prinsip sama seperti suaminya. Tentang penduduk Sunset, secara simple Tom menjelaskan, kota Sunset ini hanya tempat pemberhentian, jadi otomatis tidak ada yang tinggal di sini dalam waktu lama.
Tak terasa langit benar - benar gelap sekarang. Setelah berpamitan dengan Tom, mereka meninggalkan stasiun dan berjalan kembali ke penginapan. "Jangan kesasar!" pesan Tom sambil terkekeh.
Perjalanan pulang biasanya lebih dekat, tapi entah kenapa mereka tidak sampai - sampai juga dari tadi.
"Hei, Frey... jalannya bener gak sih?" keluh Mir yang mulai kecapekan.
"Seharusnya bener kok.. harusnya..." gumam Frey tidak yakin.
Raungan sesuatu menghentikan langkah ketiga bocah itu. Inuki menengadah ke atas sambil menggeram perlahan. Phoenix Lexy entah kenapa terbang melaju ke depan Frey, diikuti Dino dan Inuki di belakangnya.
"Ah.. Hei!!" Freya mengejar keduanya, dan mau tidak mau Frey dan Mir pun mengikuti mereka. "Mau ke mana kalian?" Entah hanya perasaan Freya atau bukan, sesaat Dino terlihat melirik ke arah Freya, yang entah bagaimana Freya langsung mengartikannya sebagai 'ayo ikut saja'.
"Sepertinya insting mereka bagus.." gumam Frey dari belakang. Dan benar saja, penginapan mereka sudah terlihat di depan mata.
"Oh! Kalian penumpang terakhir ya?" Lelaki yang mengakui bahwa dirinya adalah masinis itu menanggapi pertanyaan Frey dengan baik. Mir dan Freya pun mendekat. Si masinis sepertinya tidak heran melihat hewan - hewan yang dibawa ketiga bocah itu.
Sambil bercerita panjang lebar, Tom, si masinis itu pun menjelaskan tentang kota ini. Tentang kereta yang bisa berjalan walaupun tidka ada masinis di dalamnya, yang ternyata dijalankan dengan auto-pilot. Sunset Town sendiri merupakan tempat di mana orang - orang yang mencari jati diri nya masing - masing datang, dan bagaimana cara mereka pulang, Tom sama sekali tidak tau. Ketika ditanya di mana ia tinggal, Tom menjawab, ia tinggal di dalam kereta.
"Pak Tom.."
"Tom saja. Begini - begini aku belum kepala 4 lo, hahahha.."
Freya menanyakan tentang sms yang diterimanya, membuat raut wajah Tom berubah.
"Kau menerima sms itu? Benarkah?"
"Umh! Cuma aku, Ren, dan Lexy. Mir dan *ehm* Frey tidak."
Sekilas Frey sempat melihat ekspresi mengerikan di wajah Tom.
"Aku lah yang mengirim sms itu. Tidak ada maksud apa - apa," Tom menyela Freya yang sudah siap bertanya lagi. "Benar, tidak ada maksud apa - apa, hanya untuk menyelamatkan hewan kecil yang sekarang ada di sebelah kalian itu. Perjalanan ke sini pun hanya kebetulan saja, karena seharusnya kereta tua ini tidak mungkin berjalan 4 hari berturut - turut."
Tidak puas dengan penjelasan Tom, Freya hanya diam. Frey mengambil alih pembicaraan, menanyakan tentang pemilik 'Inn' yang selalu tertidur. Tom malah tertawa ngakak, katanya, kalau dia tidur terus itu artinya kalian boleh menginap tanpa bayar. Tentang makanan yang selalu tersedia, mungkin itu disediakan oleh istrinya, yang punya prinsip sama seperti suaminya. Tentang penduduk Sunset, secara simple Tom menjelaskan, kota Sunset ini hanya tempat pemberhentian, jadi otomatis tidak ada yang tinggal di sini dalam waktu lama.
Tak terasa langit benar - benar gelap sekarang. Setelah berpamitan dengan Tom, mereka meninggalkan stasiun dan berjalan kembali ke penginapan. "Jangan kesasar!" pesan Tom sambil terkekeh.
Perjalanan pulang biasanya lebih dekat, tapi entah kenapa mereka tidak sampai - sampai juga dari tadi.
"Hei, Frey... jalannya bener gak sih?" keluh Mir yang mulai kecapekan.
"Seharusnya bener kok.. harusnya..." gumam Frey tidak yakin.
Raungan sesuatu menghentikan langkah ketiga bocah itu. Inuki menengadah ke atas sambil menggeram perlahan. Phoenix Lexy entah kenapa terbang melaju ke depan Frey, diikuti Dino dan Inuki di belakangnya.
"Ah.. Hei!!" Freya mengejar keduanya, dan mau tidak mau Frey dan Mir pun mengikuti mereka. "Mau ke mana kalian?" Entah hanya perasaan Freya atau bukan, sesaat Dino terlihat melirik ke arah Freya, yang entah bagaimana Freya langsung mengartikannya sebagai 'ayo ikut saja'.
"Sepertinya insting mereka bagus.." gumam Frey dari belakang. Dan benar saja, penginapan mereka sudah terlihat di depan mata.
0 comments:
Post a Comment