Sambil menghela nafas, Frey menceritakan apa yang terjadi sejak mereka tiba di Mansion of the Beginning ini. Tentang Lights yang telah menguasai mansion, 'Shiro' palsu yang membawa Shadow untuk menyerang mereka, dan tentang Tom yang pergi duluan meninggalkan mereka. Tidak seperti dugaan Frey, Shiro malah jadi jauh lebih tenang setelah mendengar ceritanya.
Sementara itu, Lexy masih merebahkan badannya, seolah - olah Nightmare sudah dikalahkannya, padahal ia masih menjulang tinggi di hadapan mereka, tapi perlahan badannya mulai tidak bergerak. Ujung kakinya tampak membatu, menjadi satu dengan lantai tempatnya berpijak.
'Selesai...' gumam Phoenix sambil mendarat di sebelah Lexy.
'Fuwaahhh', Guri langsung mengambil posisi di antara Lexy dan Phoenix. 'Shiro?'
Yang dipanggil malah berdiri dan menghampiri Nightmare. Disentuhnya ujung kaki Nightmare yang ukurannya hampir 2x lipat tubuhnya sendiri. Tidak ada tanda - tanda Shiro telah melakukan sesuatu, tapi tiba - tiba saja, kereta putih muncul di rel kereta tempat kereta hitam sebelumnya menjulang tinggi.
"Fuuww, kereta baru?" puji Lexy. Tapi Frey memberikan reaksi yang berbeda.
"Shiro, kau..!"
"Hm? Kenapa Frey?"
"Lex, kau lupa penjelasan Tom tentang kereta hitamnya?"
Tidak perlu waktu lama, kepala Lexy dipenuhi pikiran yang sama dengan Frey. Sementara Shiro yang merasakan pandangan aneh dari keduanya, cuma menatap nanar ke arah Nightmare yang sekarang sudah membatu sepenuhnya.
"Ingatanku kembali.." gumam Shiro masih menatap Nightmare.
"Tentang Rabi?" tanya Frey, yang dijawab dengan anggukan kepala Shiro.
"Di Klaudi, aku cuma bisa mengingat tentang Tom yang melarikan diri, dan janji para Lights padaku. Tapi aku melupakan satu hal. Aku dan Tom- bukan, aku, Tom, dan 2 orang temanku. Kami datang membawa Partner, yaitu Rabi. Saat itu tidak ada kereta hitam seperti yang kalian tumpangi sekarang."
"He? Lalu, bagaimana cara kalian bisa sampai ke sini?" Lexy langsung duduk tegak.
"Lights. Kau pun seharusnya tau," ujar Shiro sambil menoleh ke Lexy. "Di Colloseum Roundtrap, saat kau diselimuti cahaya putih, kau kira itu apa kalau bukan Lights. Mir juga begitu. Lights bisa memindahkan kami ke kota lain, termasuk Ciella, karena itu kami percaya pada mereka. Kecuali Tom."
"..lalu.. apa Lights masih ada di sini?" Lexy tiba - tiba menyadari bahwa Mansion ini pada awalnya sudah diambil alih oleh Light. Tapi Shiro menggelengkan kepalanya.
"Bukan kebiasaan mereka untuk menetap di sini, lagipula Tom sudah bisa bergerak bebas 'kan? Itu artinya mereka sudah pergi dari sini, dengan 'hadiah' yang sangat bagus ini." Mata Shiro kembali menatap Nightmare. "Bahkan aku pun dimanfaatkan.."
"Tom katanya cuma bisa melihat kau dibawa oleh Light.. benar?"
Shiro mendengus geli sambil mengiyakan. "Dia itu Shadow 'kan? Mana bisa dia bergerak. Waktu kalian menemukannya pun dia cuma berdiri diam 'kan?"
"Lalu?" Frey meminta kelanjutan dari kata - kata Shiro. "Apa kau sekarang.. sama dengan Tom?"
Akhirnya Shiro berani menoleh menatap Frey. 'Senyuman miris' ala Tom segera menghiasi wajahnya, dan itu cukup memberi penjelasan tentang kereta putih di depan mereka.
"Ayo, kita susul Tom dan yang lain."
"Satu lagi!" potong Lexy. "Katanya Nightmare tidak mungkin bisa muncul di sini. Lalu?" Tuding Lexy ke monster di depan mereka.
"Bisa dibilang... ini 'jiwa' ku yang satu lagi.."
Sementara itu, Lexy masih merebahkan badannya, seolah - olah Nightmare sudah dikalahkannya, padahal ia masih menjulang tinggi di hadapan mereka, tapi perlahan badannya mulai tidak bergerak. Ujung kakinya tampak membatu, menjadi satu dengan lantai tempatnya berpijak.
'Selesai...' gumam Phoenix sambil mendarat di sebelah Lexy.
'Fuwaahhh', Guri langsung mengambil posisi di antara Lexy dan Phoenix. 'Shiro?'
Yang dipanggil malah berdiri dan menghampiri Nightmare. Disentuhnya ujung kaki Nightmare yang ukurannya hampir 2x lipat tubuhnya sendiri. Tidak ada tanda - tanda Shiro telah melakukan sesuatu, tapi tiba - tiba saja, kereta putih muncul di rel kereta tempat kereta hitam sebelumnya menjulang tinggi.
"Fuuww, kereta baru?" puji Lexy. Tapi Frey memberikan reaksi yang berbeda.
"Shiro, kau..!"
"Hm? Kenapa Frey?"
"Lex, kau lupa penjelasan Tom tentang kereta hitamnya?"
Tidak perlu waktu lama, kepala Lexy dipenuhi pikiran yang sama dengan Frey. Sementara Shiro yang merasakan pandangan aneh dari keduanya, cuma menatap nanar ke arah Nightmare yang sekarang sudah membatu sepenuhnya.
"Ingatanku kembali.." gumam Shiro masih menatap Nightmare.
"Tentang Rabi?" tanya Frey, yang dijawab dengan anggukan kepala Shiro.
"Di Klaudi, aku cuma bisa mengingat tentang Tom yang melarikan diri, dan janji para Lights padaku. Tapi aku melupakan satu hal. Aku dan Tom- bukan, aku, Tom, dan 2 orang temanku. Kami datang membawa Partner, yaitu Rabi. Saat itu tidak ada kereta hitam seperti yang kalian tumpangi sekarang."
"He? Lalu, bagaimana cara kalian bisa sampai ke sini?" Lexy langsung duduk tegak.
"Lights. Kau pun seharusnya tau," ujar Shiro sambil menoleh ke Lexy. "Di Colloseum Roundtrap, saat kau diselimuti cahaya putih, kau kira itu apa kalau bukan Lights. Mir juga begitu. Lights bisa memindahkan kami ke kota lain, termasuk Ciella, karena itu kami percaya pada mereka. Kecuali Tom."
"..lalu.. apa Lights masih ada di sini?" Lexy tiba - tiba menyadari bahwa Mansion ini pada awalnya sudah diambil alih oleh Light. Tapi Shiro menggelengkan kepalanya.
"Bukan kebiasaan mereka untuk menetap di sini, lagipula Tom sudah bisa bergerak bebas 'kan? Itu artinya mereka sudah pergi dari sini, dengan 'hadiah' yang sangat bagus ini." Mata Shiro kembali menatap Nightmare. "Bahkan aku pun dimanfaatkan.."
"Tom katanya cuma bisa melihat kau dibawa oleh Light.. benar?"
Shiro mendengus geli sambil mengiyakan. "Dia itu Shadow 'kan? Mana bisa dia bergerak. Waktu kalian menemukannya pun dia cuma berdiri diam 'kan?"
"Lalu?" Frey meminta kelanjutan dari kata - kata Shiro. "Apa kau sekarang.. sama dengan Tom?"
Akhirnya Shiro berani menoleh menatap Frey. 'Senyuman miris' ala Tom segera menghiasi wajahnya, dan itu cukup memberi penjelasan tentang kereta putih di depan mereka.
"Ayo, kita susul Tom dan yang lain."
"Satu lagi!" potong Lexy. "Katanya Nightmare tidak mungkin bisa muncul di sini. Lalu?" Tuding Lexy ke monster di depan mereka.
"Bisa dibilang... ini 'jiwa' ku yang satu lagi.."
0 comments:
Post a Comment