"Freya?" Mir bingung melihat raut wajah Freya yang tiba - tiba cerah.
"..menang.."
Cuma 1 patah kata itu saja yang keluar dari mulut Freya. Setelah itu, ia langsung melesat ke gerbong masinis, tempat Tom berada. Tidak butuh waktu lama sampai ia kembali lagi, dan Mir langsung menagih penjelasan.
"Frey!" seru Freya senang. "Mereka menang! Nightmare sudah kalah!!" Suara Freya makin lama makin kencang, membuat Ren menutup telinga nya.
"Tau dari mana?" tanya Ren penasaran, diikuti anggukan kepala Mir yang juga ingin tau. Freya cuman tersenyum kegirangan, dan Ren cuma bisa mengangkat bahu sambil berkomentar, "..dasar anak kembar.."
"Rabi sudah tenang 'kan?" Freya menepuk - nepuk kepala Rabi yang memperlihatkan raut wajah lega.
'Belum sih... Mereka masih di sana 'kan?' Rabi mengingatkan, tapi raut wajah Freya tetap tidak berubah.
"Tenang, tenang! Frey gitu loh! Pasti ada jalan!" Freya tampak optimis sekali.
Tidak begitu dengan Tom. Wajahnya tetap kusut seperti saat ia memasuki gerbong penumpang tadi. Sekali lagi, mulutnya tampak tidak kuasa berkata - kata, sampai akhirnya Freya menepuk bahu nya.
"Err.. Mereka.. bisa sampai ke sini.." gumam nya. Freya memberikan tatapan seolah berkata "Tuh 'kan!" pada Ren, Mir dan Rabi, tapi raut wajah Tom malah tambah kucel.
'Kau tidak senang mereka bisa menyusul ke sini?' tanya Rabi sinis.
"..satu - satunya jalan untuk menyusul kita adalah dengan naik kereta... yang bisa membuat kereta seperti ini adalah Shadow.. jadi.." Tom tampak berat menyelesaikan kata - katanya.
"Jangan bilang Lexy berubah jadi Shadow.." Freya tiba - tiba menarik kesimpulan yang mengerikan. Tapi dengan segera Tom menyangkalnya.
"..yang bisa jadi Shadow... saat ini cuma Shiro... jadi.." Tom kembali berhenti di kata - kata yang sama.
Brownie yang pertama kali sadar. Ia mendekatkan kepalanya ke jendela, seolah bisa melihat ada sesuatu yang akan datang mendekati mereka.
'Ah..' Telinga Rabi bereaksi terhadap tingkah laku Brownie. '..Frey.. dan Lexy..' gumam nya perlahan. Freya jauh sebelum Brownie sadar, cuma bisa menatap nanar ke arah jendela luar, seperti menanti sesuatu yang sebentar lagi akan datang.
Tidak perlu waktu lama, dan suara 'ooonnnnnngggggggg' panjang membuat mereka semua berdebar - debar dengan raut wajah senang. Kecuali Tom.
"..menang.."
Cuma 1 patah kata itu saja yang keluar dari mulut Freya. Setelah itu, ia langsung melesat ke gerbong masinis, tempat Tom berada. Tidak butuh waktu lama sampai ia kembali lagi, dan Mir langsung menagih penjelasan.
"Frey!" seru Freya senang. "Mereka menang! Nightmare sudah kalah!!" Suara Freya makin lama makin kencang, membuat Ren menutup telinga nya.
"Tau dari mana?" tanya Ren penasaran, diikuti anggukan kepala Mir yang juga ingin tau. Freya cuman tersenyum kegirangan, dan Ren cuma bisa mengangkat bahu sambil berkomentar, "..dasar anak kembar.."
"Rabi sudah tenang 'kan?" Freya menepuk - nepuk kepala Rabi yang memperlihatkan raut wajah lega.
'Belum sih... Mereka masih di sana 'kan?' Rabi mengingatkan, tapi raut wajah Freya tetap tidak berubah.
"Tenang, tenang! Frey gitu loh! Pasti ada jalan!" Freya tampak optimis sekali.
Tidak begitu dengan Tom. Wajahnya tetap kusut seperti saat ia memasuki gerbong penumpang tadi. Sekali lagi, mulutnya tampak tidak kuasa berkata - kata, sampai akhirnya Freya menepuk bahu nya.
"Err.. Mereka.. bisa sampai ke sini.." gumam nya. Freya memberikan tatapan seolah berkata "Tuh 'kan!" pada Ren, Mir dan Rabi, tapi raut wajah Tom malah tambah kucel.
'Kau tidak senang mereka bisa menyusul ke sini?' tanya Rabi sinis.
"..satu - satunya jalan untuk menyusul kita adalah dengan naik kereta... yang bisa membuat kereta seperti ini adalah Shadow.. jadi.." Tom tampak berat menyelesaikan kata - katanya.
"Jangan bilang Lexy berubah jadi Shadow.." Freya tiba - tiba menarik kesimpulan yang mengerikan. Tapi dengan segera Tom menyangkalnya.
"..yang bisa jadi Shadow... saat ini cuma Shiro... jadi.." Tom kembali berhenti di kata - kata yang sama.
Brownie yang pertama kali sadar. Ia mendekatkan kepalanya ke jendela, seolah bisa melihat ada sesuatu yang akan datang mendekati mereka.
'Ah..' Telinga Rabi bereaksi terhadap tingkah laku Brownie. '..Frey.. dan Lexy..' gumam nya perlahan. Freya jauh sebelum Brownie sadar, cuma bisa menatap nanar ke arah jendela luar, seperti menanti sesuatu yang sebentar lagi akan datang.
Tidak perlu waktu lama, dan suara 'ooonnnnnngggggggg' panjang membuat mereka semua berdebar - debar dengan raut wajah senang. Kecuali Tom.
0 comments:
Post a Comment