"Kita kembali lagi ke sini yaa.." Freya mengambil nafas dalam - dalam lalu membuangnya seketika saat Mansion of the Beginning menjulang di depan mata kelima bocah itu.
Dengan langkah gontai, kelima bocah itu memasuki Mansion di depan mereka. Tidak ada keinginan untuk menemukan sesuatu di sana, mereka hanya ingin memejamkan mata dan melupakan semua kejadian buruk yang baru saja terjadi.
Sampai di dalam, 5 buah sofa seperti menyambut mereka, dan tanpa basa basi kelimanya langsung menempatkan diri masing - masing di tiap sofa. Tidak sampai 10 menit, kesadaran kelima bocah itu sudah melayang jauh.
Sosok lelaki dengan jubah hitam legam menjuntai sampai ke bawah kakinya melangkah menuruni tangga spiral yang ada di Mansion itu. Suara langkahnya hampir tidak terdengar sama sekali, sehingga kelima bocah itu tidak ada yang menyadari kehadirannya.
Si lelaki menghampiri salah satunya, Ren, yang membuka matanya perlahan. Ren sama sekali tidak kaget dengan penampakan lelaki yang sekarang menghadap wajah Ren dari atas.
"Kenapa kau menolak untuk pulang?" tanyanya dengan suara yang begitu dikenal oleh Ren. "Banyak orang begitu inginnya kembali ke tempat di mana mereka dibesarkan, kembali ke tempat yang mau menerima mereka apapun kondisinya."
"Mana ada sih yang mau pulang ke rumah tanpa jiwa itu. Di buku yang pernah kubaca, seharusnya yang namanya 'keluarga' dan 'rumah' tidak seperti rumahku saat ini. Seharusnya di rumah itu akan ada yang menyambut kepulangan kita. Tapi di rumah itu.. yang ada hanya sepasang tangan yang siap mencekik lehermu saat kau menjejakkan kaki di pintu depan.." Ren menatap balik sepasang mata yang mengamatinya dari tadi. "Lagipula..." Dengan satu gerakan, Ren menegakkan tubuhnya dan menatap keempat kawannya yang masih berada di sofa masing - masing. "Di sini, aku merasa sudah pulang..."
"Shiro!" Mir yang terbangun langsung mengenali sosok berjubah hitam di sebelah Ren. Seruannya membuat ketiga bocah yang lain langsung menegakkan badan.
Dengan reflek, Freya meloncat dari sofanya dan, detik berikutnya, ia sudah mendekap Shiro sampai penutup kepalanya terlepas, dan memperlihatkan wajah Shiro yang tampak terkejut setengah mati.
"..syukurlah.." bisik Freya pelan. Kata yang sama seperti yang ia ucapkan saat menyambut kedatangan Frey dan Lexy setelah mereka melawan Nightmare. "Mana Tom?"
Langkah berat yang muncul dari tangga spiral membuat kelimanya menoleh, dan Shiro pun ikut menoleh sambil tersenyum simpul. Ekspresi kelima bocah itu bertambah cerah, karena akhirnya, mereka bisa melihat wajah Tom yang mereka kenal.
Dengan langkah gontai, kelima bocah itu memasuki Mansion di depan mereka. Tidak ada keinginan untuk menemukan sesuatu di sana, mereka hanya ingin memejamkan mata dan melupakan semua kejadian buruk yang baru saja terjadi.
Sampai di dalam, 5 buah sofa seperti menyambut mereka, dan tanpa basa basi kelimanya langsung menempatkan diri masing - masing di tiap sofa. Tidak sampai 10 menit, kesadaran kelima bocah itu sudah melayang jauh.
***
Sosok lelaki dengan jubah hitam legam menjuntai sampai ke bawah kakinya melangkah menuruni tangga spiral yang ada di Mansion itu. Suara langkahnya hampir tidak terdengar sama sekali, sehingga kelima bocah itu tidak ada yang menyadari kehadirannya.
Si lelaki menghampiri salah satunya, Ren, yang membuka matanya perlahan. Ren sama sekali tidak kaget dengan penampakan lelaki yang sekarang menghadap wajah Ren dari atas.
"Kenapa kau menolak untuk pulang?" tanyanya dengan suara yang begitu dikenal oleh Ren. "Banyak orang begitu inginnya kembali ke tempat di mana mereka dibesarkan, kembali ke tempat yang mau menerima mereka apapun kondisinya."
"Mana ada sih yang mau pulang ke rumah tanpa jiwa itu. Di buku yang pernah kubaca, seharusnya yang namanya 'keluarga' dan 'rumah' tidak seperti rumahku saat ini. Seharusnya di rumah itu akan ada yang menyambut kepulangan kita. Tapi di rumah itu.. yang ada hanya sepasang tangan yang siap mencekik lehermu saat kau menjejakkan kaki di pintu depan.." Ren menatap balik sepasang mata yang mengamatinya dari tadi. "Lagipula..." Dengan satu gerakan, Ren menegakkan tubuhnya dan menatap keempat kawannya yang masih berada di sofa masing - masing. "Di sini, aku merasa sudah pulang..."
"Shiro!" Mir yang terbangun langsung mengenali sosok berjubah hitam di sebelah Ren. Seruannya membuat ketiga bocah yang lain langsung menegakkan badan.
Dengan reflek, Freya meloncat dari sofanya dan, detik berikutnya, ia sudah mendekap Shiro sampai penutup kepalanya terlepas, dan memperlihatkan wajah Shiro yang tampak terkejut setengah mati.
"..syukurlah.." bisik Freya pelan. Kata yang sama seperti yang ia ucapkan saat menyambut kedatangan Frey dan Lexy setelah mereka melawan Nightmare. "Mana Tom?"
Langkah berat yang muncul dari tangga spiral membuat kelimanya menoleh, dan Shiro pun ikut menoleh sambil tersenyum simpul. Ekspresi kelima bocah itu bertambah cerah, karena akhirnya, mereka bisa melihat wajah Tom yang mereka kenal.
0 comments:
Post a Comment