"Ou, Lex!"
"Sejak kapan di sini? Kenapa tidak membangunkan ku?" tanya Lexy bertubi - tubi. "Lo, sudah kenal Ren?"
Heather mengangguk. "Tadi kami sedang ngobrol," lanjutnya. Lexy cuma manggut - manggut.
"Yang lain sudah kenal?" Heather menggeleng, dan dengan cepat Lexy mengenalkan Mir, Frey, dan Freya. Tidak seperti Lexy yang biasanya cool dan selalu diam, kalimat demi kalimat meluncur dari mulutnya. Mirip anak kecil yang bercerita dengan seru ke teman baiknya.
Heather memang masih kecil, ia bahkan lebih muda dari Freya, dan penampilan luarnya sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia adalah pimpinan Eve Corner. Ada aura yang tidak bisa dijelaskan memancar dari dirinya. Hal itulah yang membuat bahkan preman sekelas Gaku pun tunduk padanya. Tapi dibilang begitu, Heather malah tersipu malu.
Eve Corner di waktu siang benar - benar berbeda dengan malam hari saat mereka pertama kali datang. Semua lorong terlihat jelas, bahkan gorong - gorong yang biasa dipakai penghuninya untuk kabur saja terlihat jelas. Meskipun begitu, tidak ada satu orang polisi pun yang berani mengobrak - abrik Eve Corner di siang hari.
"Heather adalah penguasa Eve Corner di malam hari. Tapi di siang hari, Heather adalah Sun's Girl. Matahari di sini adalah sekutunya, dan kalau ada polisi macam - macam di sini, jangan tanya deh apa yang terjadi," terang Lexy panjang lebar, dan Heather cuma bisa menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah.
Heather mengajak mereka berkeliling ke sekitar Eve Corner dan ke sudut - sudutnya. Dan sebagai penutup, ke tempat terakhir dari Eve Corner, Blanc Eve, alias tempat tongkrongan Heather seorang. Lexy cuma bisa termangu saat mereka melewati lorong yang tidak asing di matanya. Kakinya seperti susah maju, tapi begitu Heather bilang tidak apa - apa, akhirnya Lexy menurut.
Blanc Eve sama sekali tidak mengerikan, tapi memang berbeda dengan lorong yang lain. Pintu masuk nya mirip pintu kamar anak cewek, dan ternyata isi nya pun tidak jauh berbeda. Yang sedikit lain, ada tangga menuju ke atas, di mana Eve Corner bisa dilihat dengan sekali pandang.
"Apa itu?" Mir mendekati lemari kaca dengan banyak snow globe di dalamnya.
"Oh, itu koleksiku!" ujar Heather bangga. "Sejak penghuni sini tau aku mengkoleksinya, mereka jadi membawakannya untukku. Makanya jadi banyak seperti ini."
Mir manggut - manggut. Heather mengangguk ramah saat Freya bilang ingin liat semua koleksinya. Segera saja Freya dan Mir menyerobot ke lemari kaca di depan mereka. Sambil mengomel agar mereka hati - hati, Ren dan Lexy akhirnya ikut - ikutan juga. Frey tetap berdiri di tempatnya, sementara matanya menatap ke sebuah snow globe yang terletak di ujung meja. Secara reflek, Frey langsung mengangkat snow globe itu dan mengamatinya lekat - lekat.
"Itu kesayanganku lo," gumam Heather. Frey mengangguk pelan. Snow globe yang ini sedikit berbeda dengan yang lain. Isinya hanya perabot kamar anak cewek, lengkap dengan tempat tidur, lemari, meja belajar, bahkan boneka - boneka di ujung snow globe. "Dulu, itu adalah kamar sepasang anak kembar," lanjut Heather, membuat Frey mengerutkan keningnya. "Tapi tidak berapa lama kemudian, sepasang anak kembar itu tidak lagi sekamar. Mereka memisahkan diri secara fisik. Tidak saling bertemu, tidak saling bicara. Tapi pikiran mereka masih terhubung satu sama lain."
Freya yang tadinya masih berkutat dengan Mir, sekarang sudah berdiri di sebelah Frey, ikut melihat snow globe yang dipegang saudara kembarnya itu. Isi di dalam snow globe itu mulai berubah. Persis seperti klip video, memutarkan cerita yang tadi diucapkan Heather.
"Saat ini sepasang anak kembar itu sedang melakukan perjalanan. Tapi, setengah jiwa dari salah satunya tetap tertinggal di kamar yang dulu mereka huni. Ia tidak mau pergi meninggalkan kamar di mana mereka dulu bisa bermain bersama, berbagi semuanya berdua, dan melakukan hal - hal yang mereka suka bersama."
"..Heather..?" Lexy mulai menyadari ada sesuatu yang aneh pada Heather. Tidak biasanya ia ngelantur begini. Tapi sama sekali tidak ada yang berubah darinya. Ren dan Mir memutuskan untuk ikut melihat snow globe di tangan Frey.
Sekeliling mereka mulai bergetar. Tapi lantai tempat mereka berpijak sama sekali tidak bergeming. Bangunan - bangunan di sekitar Eve Corner mulai tersedot masuk ke dalam snow globe di tangan Frey.
"..! Sama seperti waktu itu!" gumam Lexy panik. "Heather! Apa yang terjadi?!"
Tapi yang ditanya cuma tersenyum manis sambil berkata, "Sudah waktunya. Kalian harus pergi lagi. Tenang saja, kalian pasti baik - baik saja. Terutama kau, Lex." Heather mengatupkan kedua tangannya ke tangan Lexy.
Keempat bocah yang lain seperti terhipnotis ke dalam gambaran yang muncul di snow globe itu. Mereka sama sekali tidak sadar apa yang terjadi di sekitarnya.
"Jaga diri ya," ucap Heather terakhir kalinya, sambil mengecup kening Lexy.
"Sejak kapan di sini? Kenapa tidak membangunkan ku?" tanya Lexy bertubi - tubi. "Lo, sudah kenal Ren?"
Heather mengangguk. "Tadi kami sedang ngobrol," lanjutnya. Lexy cuma manggut - manggut.
"Yang lain sudah kenal?" Heather menggeleng, dan dengan cepat Lexy mengenalkan Mir, Frey, dan Freya. Tidak seperti Lexy yang biasanya cool dan selalu diam, kalimat demi kalimat meluncur dari mulutnya. Mirip anak kecil yang bercerita dengan seru ke teman baiknya.
Heather memang masih kecil, ia bahkan lebih muda dari Freya, dan penampilan luarnya sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia adalah pimpinan Eve Corner. Ada aura yang tidak bisa dijelaskan memancar dari dirinya. Hal itulah yang membuat bahkan preman sekelas Gaku pun tunduk padanya. Tapi dibilang begitu, Heather malah tersipu malu.
Eve Corner di waktu siang benar - benar berbeda dengan malam hari saat mereka pertama kali datang. Semua lorong terlihat jelas, bahkan gorong - gorong yang biasa dipakai penghuninya untuk kabur saja terlihat jelas. Meskipun begitu, tidak ada satu orang polisi pun yang berani mengobrak - abrik Eve Corner di siang hari.
"Heather adalah penguasa Eve Corner di malam hari. Tapi di siang hari, Heather adalah Sun's Girl. Matahari di sini adalah sekutunya, dan kalau ada polisi macam - macam di sini, jangan tanya deh apa yang terjadi," terang Lexy panjang lebar, dan Heather cuma bisa menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah.
Heather mengajak mereka berkeliling ke sekitar Eve Corner dan ke sudut - sudutnya. Dan sebagai penutup, ke tempat terakhir dari Eve Corner, Blanc Eve, alias tempat tongkrongan Heather seorang. Lexy cuma bisa termangu saat mereka melewati lorong yang tidak asing di matanya. Kakinya seperti susah maju, tapi begitu Heather bilang tidak apa - apa, akhirnya Lexy menurut.
Blanc Eve sama sekali tidak mengerikan, tapi memang berbeda dengan lorong yang lain. Pintu masuk nya mirip pintu kamar anak cewek, dan ternyata isi nya pun tidak jauh berbeda. Yang sedikit lain, ada tangga menuju ke atas, di mana Eve Corner bisa dilihat dengan sekali pandang.
"Apa itu?" Mir mendekati lemari kaca dengan banyak snow globe di dalamnya.
"Oh, itu koleksiku!" ujar Heather bangga. "Sejak penghuni sini tau aku mengkoleksinya, mereka jadi membawakannya untukku. Makanya jadi banyak seperti ini."
Mir manggut - manggut. Heather mengangguk ramah saat Freya bilang ingin liat semua koleksinya. Segera saja Freya dan Mir menyerobot ke lemari kaca di depan mereka. Sambil mengomel agar mereka hati - hati, Ren dan Lexy akhirnya ikut - ikutan juga. Frey tetap berdiri di tempatnya, sementara matanya menatap ke sebuah snow globe yang terletak di ujung meja. Secara reflek, Frey langsung mengangkat snow globe itu dan mengamatinya lekat - lekat.
"Itu kesayanganku lo," gumam Heather. Frey mengangguk pelan. Snow globe yang ini sedikit berbeda dengan yang lain. Isinya hanya perabot kamar anak cewek, lengkap dengan tempat tidur, lemari, meja belajar, bahkan boneka - boneka di ujung snow globe. "Dulu, itu adalah kamar sepasang anak kembar," lanjut Heather, membuat Frey mengerutkan keningnya. "Tapi tidak berapa lama kemudian, sepasang anak kembar itu tidak lagi sekamar. Mereka memisahkan diri secara fisik. Tidak saling bertemu, tidak saling bicara. Tapi pikiran mereka masih terhubung satu sama lain."
Freya yang tadinya masih berkutat dengan Mir, sekarang sudah berdiri di sebelah Frey, ikut melihat snow globe yang dipegang saudara kembarnya itu. Isi di dalam snow globe itu mulai berubah. Persis seperti klip video, memutarkan cerita yang tadi diucapkan Heather.
"Saat ini sepasang anak kembar itu sedang melakukan perjalanan. Tapi, setengah jiwa dari salah satunya tetap tertinggal di kamar yang dulu mereka huni. Ia tidak mau pergi meninggalkan kamar di mana mereka dulu bisa bermain bersama, berbagi semuanya berdua, dan melakukan hal - hal yang mereka suka bersama."
"..Heather..?" Lexy mulai menyadari ada sesuatu yang aneh pada Heather. Tidak biasanya ia ngelantur begini. Tapi sama sekali tidak ada yang berubah darinya. Ren dan Mir memutuskan untuk ikut melihat snow globe di tangan Frey.
Sekeliling mereka mulai bergetar. Tapi lantai tempat mereka berpijak sama sekali tidak bergeming. Bangunan - bangunan di sekitar Eve Corner mulai tersedot masuk ke dalam snow globe di tangan Frey.
"..! Sama seperti waktu itu!" gumam Lexy panik. "Heather! Apa yang terjadi?!"
Tapi yang ditanya cuma tersenyum manis sambil berkata, "Sudah waktunya. Kalian harus pergi lagi. Tenang saja, kalian pasti baik - baik saja. Terutama kau, Lex." Heather mengatupkan kedua tangannya ke tangan Lexy.
Keempat bocah yang lain seperti terhipnotis ke dalam gambaran yang muncul di snow globe itu. Mereka sama sekali tidak sadar apa yang terjadi di sekitarnya.
"Jaga diri ya," ucap Heather terakhir kalinya, sambil mengecup kening Lexy.
0 comments:
Post a Comment