Seolah tidak ada yang terjadi, Tom mengulang lagi kata - katanya barusan. Dia tetap bersikeras untuk meninggalkan tempat itu. Meninggalkan Shiro.
"Sana pergi duluan.." ujar Lexy yang kesadarannya sudah kembali. Sambil bangun dengan bertopang pada Ren, Lexy kembali menyeka keringatnya. "Aku baik - baik saja. Aku akan mengalihkan perhatian monster satu ini. Saat ia bergerak menjauh, kalian langsung naik kereta nya ya."
"Lex..!" Ren memprotes, tapi Lexy menahan agar Ren tidak berisik.
"Aku juga di sini dulu," gumam Frey menyambung omongan Lexy. "Freya, Ren, Mir dan Tom, pergi duluan aja. Kita di sini dulu, ya Lex?"
Lexy cuman mengangkat alisnya, sebelum mengarahkan serangannya lagi. "Ren, jaga cewek - cewek ini ya. Terutama si berisik satu itu," Lexy melirik ke Freya yang langsung cemberut.
Mir sudah siap membantah saat mereka bersiap pergi. Tapi Ren dengan sigap memberi nya penjelasan. Nightmare di depan mereka bergerak perlahan, menjauhi kereta hitam itu.
"Rabi dan Brownie ikut mereka ya," ujar Frey sambil membelai Rabi pelan. "Jaga mereka baik - baik ya. Kami nanti nyusul kok."
"Sekarang!!" seru Lexy saat Nightmare itu akhirnya berada di jarah yang cukup jauh dari kereta hitam. Tom, Mir, Freya, Rabi dan Inuki berlari masuk. Ren berusaha menarik Shiro, tapi sia - sia, dan akhirnya ia memutuskan untuk masuk juga.
Tidak butuh waktu lama agar kereta hitam itu melaju. Hanya dalam hitungan detik, benda hitam di depan Frey dan Lexy sudah berjalan menerobos dinding di depannya, meninggalkan lubang hitam menganga lebar.
"Yosh.." Lexy sudah bersiap mengarahkan serangannya lagi. Kali ini ia berusaha agar tidak lagi berpandangan dengan makhluk di depannya itu.
"Gimana caranya biar itu bisa keluar?" Frey menanyakan sinar dari tangan Lexy.
"Nggak tau, pertama kali dulu sih, gara - gara aku lagi ngamuk." Lexy langsung ditamplek Frey. "Beneran kok! Coba konsentrasi aja. Waktu itu sih gara - gara Phoenix nyaris kena serangan makanya aku reflek aja."
Setengah tidak percaya, Frey berusaha memusatkan pikirannya. Belum sempat ia memikirkan apa pun, matanya tertuju pada serangan yang tiba - tiba mengarah ke Lexy.
"LEX!!" Seiring teriakannya, sinar biru besar meluncur menghantam serangan yang nyaris mengenai Lexy.
"Tuh kan berhasil," gumam Lexy bangga. Dan sekali lagi Frey menggeplak kepala Lexy.
"Sana pergi duluan.." ujar Lexy yang kesadarannya sudah kembali. Sambil bangun dengan bertopang pada Ren, Lexy kembali menyeka keringatnya. "Aku baik - baik saja. Aku akan mengalihkan perhatian monster satu ini. Saat ia bergerak menjauh, kalian langsung naik kereta nya ya."
"Lex..!" Ren memprotes, tapi Lexy menahan agar Ren tidak berisik.
"Aku juga di sini dulu," gumam Frey menyambung omongan Lexy. "Freya, Ren, Mir dan Tom, pergi duluan aja. Kita di sini dulu, ya Lex?"
Lexy cuman mengangkat alisnya, sebelum mengarahkan serangannya lagi. "Ren, jaga cewek - cewek ini ya. Terutama si berisik satu itu," Lexy melirik ke Freya yang langsung cemberut.
Mir sudah siap membantah saat mereka bersiap pergi. Tapi Ren dengan sigap memberi nya penjelasan. Nightmare di depan mereka bergerak perlahan, menjauhi kereta hitam itu.
"Rabi dan Brownie ikut mereka ya," ujar Frey sambil membelai Rabi pelan. "Jaga mereka baik - baik ya. Kami nanti nyusul kok."
"Sekarang!!" seru Lexy saat Nightmare itu akhirnya berada di jarah yang cukup jauh dari kereta hitam. Tom, Mir, Freya, Rabi dan Inuki berlari masuk. Ren berusaha menarik Shiro, tapi sia - sia, dan akhirnya ia memutuskan untuk masuk juga.
Tidak butuh waktu lama agar kereta hitam itu melaju. Hanya dalam hitungan detik, benda hitam di depan Frey dan Lexy sudah berjalan menerobos dinding di depannya, meninggalkan lubang hitam menganga lebar.
"Yosh.." Lexy sudah bersiap mengarahkan serangannya lagi. Kali ini ia berusaha agar tidak lagi berpandangan dengan makhluk di depannya itu.
"Gimana caranya biar itu bisa keluar?" Frey menanyakan sinar dari tangan Lexy.
"Nggak tau, pertama kali dulu sih, gara - gara aku lagi ngamuk." Lexy langsung ditamplek Frey. "Beneran kok! Coba konsentrasi aja. Waktu itu sih gara - gara Phoenix nyaris kena serangan makanya aku reflek aja."
Setengah tidak percaya, Frey berusaha memusatkan pikirannya. Belum sempat ia memikirkan apa pun, matanya tertuju pada serangan yang tiba - tiba mengarah ke Lexy.
"LEX!!" Seiring teriakannya, sinar biru besar meluncur menghantam serangan yang nyaris mengenai Lexy.
"Tuh kan berhasil," gumam Lexy bangga. Dan sekali lagi Frey menggeplak kepala Lexy.
0 comments:
Post a Comment