Saturday, September 6, 2008

Us -- Heather and Ren

Sinar matahari yang sudah lama tidak mereka rasakan, pagi itu menyengat kulit kelima bocah yang masih saja tertidur pulas di tempat masing - masing. Ren yang kemarin terlihat begitu tertekan, saat ini sudah bisa mengedipkan matanya dengan malas. Tidak ada lagi rasa cemas dan khawatir seperti kemarin malam.

Siluet seseorang yang tiba - tiba muncul di depan pintu masuk, tidak membuat Ren kaget sama sekali. Malah ia terlihat lebih kalem daripada biasanya. Ren menatap sosok di depannya sambil tersenyum seolah ia mengenal anak perempuan itu.

"..Heather.. ya 'kan?" ucap Ren pelan. Yang dipanggil cuma mengangguk sambil memasang senyum manis.

"Lex masih tidur?" tanya Heather dengan suara nyaringnya, dan ia cuma bisa terkekeh geli saat melihat wajah polos Lexy dengan mulut yang setengah terbuka dan suara dengkur pelan.

Mata Ren tidak bisa lepas dari Heather. Entah kenapa, ia merasa bahwa Heather adalah orang yang sudah sangat lama ingin ditemuinya. Sudah dari duluuuu ia ingin bertemu, dan akhirnya mereka berhadapan satu sama lain. Heather pun sepertinya merasakan hal yang sama. Senyumnya kembali terkembang saat matanya menatap Ren.

Memberanikan diri, Ren bercerita tentang dirinya. Bagaimana ia bisa menemukan Inuki, kabur dari rumah, bertemu Lexy dan yang lain, kereta hitam Tom, pergi ke Klaudi, bertemu dengan Shiro, melawan Nightmare. Lalu, walaupun itu hal yang paling sering dihindarinya, Ren menceritakan tentang Ibu nya yang ia temui sebelum ia sampai di sini. Heather cuma manggut - manggut, dan berikutnya, giliran dia yang bercerita.

"Waktu aku masih 5 taun, aku mulai bisa melihat hal - hal yang bahkan orang tua ku pun tak mengerti. Kabut hitam dan putih terlihat berjalan berdampingan dengan orang - orang yang kukenal. Saat itu aku masih belum bisa melihat dengan jelas, dan saat akhirnya kabut itu mulai terlihat jelas.."

Ren mendekatkan wajahnya sambil membuka kupingnya lebar - lebar.

"...aku melihatmu," ucap Heather dengan mata berbinar. "Rumah reyot di padang rumput gersang, kamar gudang penuh tumpukan dus, sofa tua bulukan," Heather berhenti sebentar. "..dan 'Ibu'.."

Kali ini, Ren sama sekali tidak bergidik ngeri seperti biasanya, dan ia seperti menanti kelanjutan dari cerita Heather.

"Aku menemukanmu.. di Eve Corner ini. Ah, waktu itu bahkan tempat ini belum bernama. Bayanganmu terlihat di mana - mana. Semua kejadian yang kau alami, aku bisa melihatnya dengan jelas, tapi tak ada yang bisa kuperbuat. Hal terakhir yang kulihat adalah saat kau pergi untuk menjemput Inuki. Ada hal yang lain daripada biasanya waktu itu. Walaupun seharusnya aku cuma bisa melihat kejadian yang ada kau di dalamnya, tapi waktu itu, pandanganku tetap berada di rumah. Sesaat setelah kau menutup pintu.. 'Ibu' berdiri di bawah tangga. Ia melihat mu pergi dari balik jendela."

"..mana mungkin.." Ren terkekeh pelan, tapi Heather tidak memasang muka sedang bercanda.

"Sayangnya.. yang dilihatnya dari balik jendela itu bukan kau.. tapi aku." Heather menyelesaikan kalimatnya. "Memang mengerikan yah? Hehehe..."

Ren cuma bisa mengangguk. Masih menunggu Heather, apakah ia masih punya lanjutan cerita atau tidak.

"..Aku tidak tau apa yang terjadi.. tapi aku melihat saat kalian 'pindah' ke sini. Kereta hitam dengan 2 orang yang kalau tidak salah.. Tom dan Shiro ya? Mereka membawa kalian dari tempat itu, dan 'melempar' kalian ke sini."

"Ooh.. ternyata mereka yah.. Apa kau melihat Inuki dan yang lain?" Heather menggeleng, dan itu membuat Ren sedikit kecewa.

Heather melambaikan tangannya, dan suara yang sangat dikenal Ren bergema di tempat itu.

"Heather!!"

0 comments: