Sunday, July 20, 2008

Us -- Rejoined

Freya langsung merengkuh kedua cowok yang berdiri di hadapannya, Frey dan Lexy. Guri dan Phoenix juga tanpa basa basi langsung memasuki gerbong untuk bergabung dengan Inuki, Brownie dan Rabi. Sebaliknya, Tom malah berlari ke kereta sebelah. Ia meloncati begitu saja pagar pembatas gerbong belakang sampai ke gerbong masinis kereta putih di depannya.

Suara 'buk' keras membuat kelima bocah itu segera menuju gerbong masinis kereta yang satu lagi. Di sana, Shiro terduduk di lantai sambil memegangi pipi nya yang sepertinya baru saja ditinju oleh Tom.

"Jangan ngomel!" Shiro memotong Tom yang baru saja akan membuka mulutnya. "Jangan tanya kenapa, jangan tanya gimana caranya," ujar Shiro seolah bisa membaca jalan pikiran Tom. "Mereka melakukan hal yang sama padaku seperti yang mereka lakukan padamu waktu itu. Jelas 'kan?"

Tom tampak tidak puas dengan ucapan Shiro, ia mulai mengomel tidak karuan, tapi Shiro tidak menggubrisnya sama sekali, dan cuma menjawab dengan kata - kata yang sama. Sampai akhirnya Tom pun kehabisan kata - kata. Ia tau, nasi sudah menjadi bubur, apa pun yang ia katakan tidak ada yang bisa membalikkan keadaan.

Kehadiran Ren dan yang lain tampak tidak dipedulikan oleh Tom dan Shiro, sehingga mereka memutuskan untuk kembali ke gerbong kereta hitam.

"Jadi sekarang Shiro adalah Shadow, dan kereta putih itu buatan Shiro, dan ternyata Nightmare adalah Shiro?" Mir mencoba merangkum inti dari kesimpulan yang dibuat Frey dan Lexy.

"Nightmare dibuat dari 'jiwa' Shiro. Entah bagaimana caranya, pokoknya seperti sebagian diri nya lagi lah. Kereta putih itu juga begitu." Frey mengkoreksi Mir. "Ya, Ren?"

"Err.. mungkin ini sedikit ngaco tapi.. kalau 'jiwa' Shiro sudah dibagi untuk Nightmare dan kereta putih itu... jadi Shiro yang sekarang ada di sana itu...?"

"Kayaknya itu yang bikin Tom marah. Mungkin 'jiwa' itu kayak jangka hidup, jadi makin banyak yang dipakai yaa.." Lexy tidak menyelesaikan kalimatnya. "Tapi dipikir aneh juga sih, kan berarti aslinya mereka berdua sudah.." Dan sekali lagi Lexy terhenti.

"Shadow itu mungkin.. kayak kehidupan kedua." Freya menanggapi. Semua mata tertuju padanya, karena nada suara Freya kali ini beda dengan biasanya. "Kesempatan buat ketemu sama orang yang mereka sayang, kesempatan buat memperbaiki kesalahan mereka, semacam itu lah. Kalau 'jangka hidup' mereka sebagai Shadow sudah habis, apa mereka akan ke surga ya..?"

Dengan sayang, Frey menepuk pelan kepala kembarannya itu. Pembicaraan terhenti, sampai akhirnya Rabi memecahkan keheningan.

'..Tidak peduli Lights, Shadow, manusia biasa, yang penting adalah kita yang sekarang ada di sini.' Rabi berhenti sejenak. 'Itu kata Tom dulu. Entah apa dia masih bisa mengucapkan kalimat itu sekarang.'

Suasana kembali hening, tapi sebuah senyuman menghiasi wajah kelima bocah itu dan partner mereka masing - masing.

Tuesday, July 15, 2008

Return to Tomorrow -- Those Who Leave Ahead part 3

"Freya?" Mir bingung melihat raut wajah Freya yang tiba - tiba cerah.

"..menang.."

Cuma 1 patah kata itu saja yang keluar dari mulut Freya. Setelah itu, ia langsung melesat ke gerbong masinis, tempat Tom berada. Tidak butuh waktu lama sampai ia kembali lagi, dan Mir langsung menagih penjelasan.

"Frey!" seru Freya senang. "Mereka menang! Nightmare sudah kalah!!" Suara Freya makin lama makin kencang, membuat Ren menutup telinga nya.

"Tau dari mana?" tanya Ren penasaran, diikuti anggukan kepala Mir yang juga ingin tau. Freya cuman tersenyum kegirangan, dan Ren cuma bisa mengangkat bahu sambil berkomentar, "..dasar anak kembar.."

"Rabi sudah tenang 'kan?" Freya menepuk - nepuk kepala Rabi yang memperlihatkan raut wajah lega.

'Belum sih... Mereka masih di sana 'kan?' Rabi mengingatkan, tapi raut wajah Freya tetap tidak berubah.

"Tenang, tenang! Frey gitu loh! Pasti ada jalan!" Freya tampak optimis sekali.

Tidak begitu dengan Tom. Wajahnya tetap kusut seperti saat ia memasuki gerbong penumpang tadi. Sekali lagi, mulutnya tampak tidak kuasa berkata - kata, sampai akhirnya Freya menepuk bahu nya.

"Err.. Mereka.. bisa sampai ke sini.." gumam nya. Freya memberikan tatapan seolah berkata "Tuh 'kan!" pada Ren, Mir dan Rabi, tapi raut wajah Tom malah tambah kucel.

'Kau tidak senang mereka bisa menyusul ke sini?' tanya Rabi sinis.

"..satu - satunya jalan untuk menyusul kita adalah dengan naik kereta... yang bisa membuat kereta seperti ini adalah Shadow.. jadi.." Tom tampak berat menyelesaikan kata - katanya.

"Jangan bilang Lexy berubah jadi Shadow.." Freya tiba - tiba menarik kesimpulan yang mengerikan. Tapi dengan segera Tom menyangkalnya.

"..yang bisa jadi Shadow... saat ini cuma Shiro... jadi.." Tom kembali berhenti di kata - kata yang sama.

Brownie yang pertama kali sadar. Ia mendekatkan kepalanya ke jendela, seolah bisa melihat ada sesuatu yang akan datang mendekati mereka.

'Ah..' Telinga Rabi bereaksi terhadap tingkah laku Brownie. '..Frey.. dan Lexy..' gumam nya perlahan. Freya jauh sebelum Brownie sadar, cuma bisa menatap nanar ke arah jendela luar, seperti menanti sesuatu yang sebentar lagi akan datang.

Tidak perlu waktu lama, dan suara 'ooonnnnnngggggggg' panjang membuat mereka semua berdebar - debar dengan raut wajah senang. Kecuali Tom.

Thursday, July 10, 2008

Return to Tomorrow -- Those Who Left Behind part 4

Sambil menghela nafas, Frey menceritakan apa yang terjadi sejak mereka tiba di Mansion of the Beginning ini. Tentang Lights yang telah menguasai mansion, 'Shiro' palsu yang membawa Shadow untuk menyerang mereka, dan tentang Tom yang pergi duluan meninggalkan mereka. Tidak seperti dugaan Frey, Shiro malah jadi jauh lebih tenang setelah mendengar ceritanya.

Sementara itu, Lexy masih merebahkan badannya, seolah - olah Nightmare sudah dikalahkannya, padahal ia masih menjulang tinggi di hadapan mereka, tapi perlahan badannya mulai tidak bergerak. Ujung kakinya tampak membatu, menjadi satu dengan lantai tempatnya berpijak.

'Selesai...' gumam Phoenix sambil mendarat di sebelah Lexy.

'Fuwaahhh', Guri langsung mengambil posisi di antara Lexy dan Phoenix. 'Shiro?'

Yang dipanggil malah berdiri dan menghampiri Nightmare. Disentuhnya ujung kaki Nightmare yang ukurannya hampir 2x lipat tubuhnya sendiri. Tidak ada tanda - tanda Shiro telah melakukan sesuatu, tapi tiba - tiba saja, kereta putih muncul di rel kereta tempat kereta hitam sebelumnya menjulang tinggi.

"Fuuww, kereta baru?" puji Lexy. Tapi Frey memberikan reaksi yang berbeda.

"Shiro, kau..!"

"Hm? Kenapa Frey?"

"Lex, kau lupa penjelasan Tom tentang kereta hitamnya?"

Tidak perlu waktu lama, kepala Lexy dipenuhi pikiran yang sama dengan Frey. Sementara Shiro yang merasakan pandangan aneh dari keduanya, cuma menatap nanar ke arah Nightmare yang sekarang sudah membatu sepenuhnya.

"Ingatanku kembali.." gumam Shiro masih menatap Nightmare.

"Tentang Rabi?" tanya Frey, yang dijawab dengan anggukan kepala Shiro.

"Di Klaudi, aku cuma bisa mengingat tentang Tom yang melarikan diri, dan janji para Lights padaku. Tapi aku melupakan satu hal. Aku dan Tom- bukan, aku, Tom, dan 2 orang temanku. Kami datang membawa Partner, yaitu Rabi. Saat itu tidak ada kereta hitam seperti yang kalian tumpangi sekarang."

"He? Lalu, bagaimana cara kalian bisa sampai ke sini?" Lexy langsung duduk tegak.

"Lights. Kau pun seharusnya tau," ujar Shiro sambil menoleh ke Lexy. "Di Colloseum Roundtrap, saat kau diselimuti cahaya putih, kau kira itu apa kalau bukan Lights. Mir juga begitu. Lights bisa memindahkan kami ke kota lain, termasuk Ciella, karena itu kami percaya pada mereka. Kecuali Tom."

"..lalu.. apa Lights masih ada di sini?" Lexy tiba - tiba menyadari bahwa Mansion ini pada awalnya sudah diambil alih oleh Light. Tapi Shiro menggelengkan kepalanya.

"Bukan kebiasaan mereka untuk menetap di sini, lagipula Tom sudah bisa bergerak bebas 'kan? Itu artinya mereka sudah pergi dari sini, dengan 'hadiah' yang sangat bagus ini." Mata Shiro kembali menatap Nightmare. "Bahkan aku pun dimanfaatkan.."

"Tom katanya cuma bisa melihat kau dibawa oleh Light.. benar?"

Shiro mendengus geli sambil mengiyakan. "Dia itu Shadow 'kan? Mana bisa dia bergerak. Waktu kalian menemukannya pun dia cuma berdiri diam 'kan?"

"Lalu?" Frey meminta kelanjutan dari kata - kata Shiro. "Apa kau sekarang.. sama dengan Tom?"

Akhirnya Shiro berani menoleh menatap Frey. 'Senyuman miris' ala Tom segera menghiasi wajahnya, dan itu cukup memberi penjelasan tentang kereta putih di depan mereka.

"Ayo, kita susul Tom dan yang lain."

"Satu lagi!" potong Lexy. "Katanya Nightmare tidak mungkin bisa muncul di sini. Lalu?" Tuding Lexy ke monster di depan mereka.

"Bisa dibilang... ini 'jiwa' ku yang satu lagi.."

Sunday, July 6, 2008

Return to Tomorrow -- Those Who Left Behind part 3

Tubuh Lexy terkulai lemas di lengan Frey. Tenaganya seperti hilang tak tersisa, tapi kesadarannya memaksa agar tubuhnya tetap berdiri tegak, menghadapi Nightmare di depannya.

"Lex.." Frey membujuk agar Lexy berhenti. Tapi yang ditopang sama sekali tidak menunjukkan tanda - tanda akan mundur.

Nightmare kembali menatap Lexy dengan mata kuning nya, dan tentu saja, Lexy kembali mengalami gejala mati kutu seperti sebelumnya. Tapi kali ini Lexy mengangkat kedua tangannya tinggi - tinggi, berusaha melindungi tatapan mata Nightmare sambil mengeluarkan cahaya dari tangan kanannya.

Serangan pertama berhasil, mata kiri Nightmare terkena serangan Lexy dengan telak. Tapi bukannya pengaruh matanya itu hilang, mata kanan Nightmare malah memancarkan serangan yang lebih dahsyat lagi. Tangan Lexy, yang walaupun sudah menutupi kedua matanya, serasa bisa ditembus oleh pandangan mata Nightmare, dan jadilah Lexy terkapar seperti sekarang.

"Mau gantian?" Frey menawarkan diri, dan ditolak langsung oleh Lexy yang sudah mau bangun lagi, sebelum akhirnya Phoenix mendarat di hadapan mereka.

'Kau mau mati ya?!' Baru kali ini Phoenix membentak Lexy, dan anehnya tidak ada kata - kata bantahan dari Lexy yang biasanya keras kepala. '..5 menit.. setelah itu baru kau boleh bangun lagi..' Phoenix mengembangkan sayapnya, dan terbang lagi, menyerang lingkaran hitam yang tadi terbukti lumayan efektif buat menghajar Nightmare.

Dari belakang Frey, Guri mulai sadar, dan mengikuti Phoenix. Serangan Guri memang berbeda dengan Inuki, Phoenix, dan yang lain. Caranya menghabisi Shadow adalah dengan memakannya, dan itulah yang dilakukannya pada lingkaran hitam di belakang Shiro. Phoenix terpana beberapa saat, karena tidak butuh waktu lama buat menghilangkan 'black hole' itu.

Efeknya memang hebat. Perlahan, ukuran Nightmare mulai mengecil, setengah dari besar badannya yang tadi, walaupun memang masih terlihat seperti raksasa di hadapan mereka.

'Shiro..!' Phoenix menyadari perubahan di pandangan mata Shiro yang tadi nya kosong. Bola mata hijau nya mulai kembali menunjukkan kesadaran.

"..eh..?"

Tanpa disuruh, Guri langsung menyambar tangan Shiro dan membawa nya ke dekat Frey dan Lexy.

"..apa yang terjadi..? Mana Tom..? Yang la- argh..!" Shiro tertelungkup lemas, persis seperti Lexy.

"Errhh..." erangan Lexy membuat Frey menoleh. "Dia sudah sadar ya..? Terus kenapa lagi sekarang..?" gerutu nya, dan geplakan Frey untuk kesekian kali nya mendarat di kepala Lexy. "Oi, Shiro..!"

"..kenapa Nightmare bisa muncul...?" Shiro balik bertanya. "..seharusnya dia tidak mungkin muncul di sini.. tapi kenapa..?" gumaman Shiro melantur selama beberapa saat, sampai akhirnya ia kehabisan kata - kata dan hanya bisa memanggil orang di dekatnya, "..Frey..!"

"Mana kutahu!" bentak Frey kesal. "Aku tidak tau..."