Friday, June 6, 2008

My Gift to You -- Fighter

Serangan - serangan yang biasanya bisa langsung menghabisi 1 Shadow, kali ini hanya seperti sabetan angin lalu. Nightmare tetap berdiri kokoh di depan mereka. Tidak menyerang, tidak menangkis, hanya memandang ke arah udara hampa di depannya.

Sementara kelima bocah itu sibuk dengan Nightmare, Tom malah tidak memperhatikannya sama sekali. Matanya terpaku pada Shiro yang masih berdiri tegak di samping kereta hitam. Mir berkali - kali mengguncang badan Tom agar tatapannya tidak kosong terus menerus, tapi berkali - kali juga Tom kembali menatap nanar ke depan.

"Sial!" Lexy menyeka keringat yang mengucur dari lehernya. Tenaga nya terkuras karena serangan bertubi - tubi yang ia lakukan. Rabi memberi isyarat agar Lexy mundur sejenak, yang tidak ditanggapinya. Lexy masih bersiap melakukan serangan berikutnya.

Serangan Lexy berikutnya mengenai tepat di mata Nightmare, membuat Lexy berseru keras, "Kena!". Shadow yang tadi nya tidak bergeming itu kemudian mulai menoleh ke arah serangan barusan. 

Memang tidak salah ia disebut Nightmare. Cuma dengan pandangan matanya, Lexy sampai mundur ke belakang. Ada aura aneh yang mulai terpancar dari Shadow itu. Aura yang membuat perasaan menjadi tertekan. Ren menghampiri Lexy yang sampai tertelungkup rendah. Badannya bergetar tidak karuan.  

"Oi, Lex! Oi!" Seruan Ren tampak tidak terdengar di telinga Lexy, sampai akhirnya Lexy bisa mengeluarkan sepatah kata.

"..lari.."  

"Ayo pergi.." Tom tiba - tiba sudah berdiri di sebelah Lexy. "Masuk ke dalam kereta hitam itu. Kalau Shiro masih saja berdiri di sana, tinggalkan saja dia."

Kelima bocah yang tadi nya berkonsentrasi ke arah Nightmare di depan mereka kini menoleh heran. Tidak seperti Tom biasanya, ia bahkan rela meninggalkan Shiro sendiri.

"Kau sudah gila ya?!" geram Freya nyaring. "Itu SHIRO! Bukan orang lain, tapi Shiro!" Freya memang sensitif dengan hal - hal semacam ini. Ia sudah merasakan bagaimana rasanya ditinggalkan.

"Tidak mungkin begitu 'kan?" gumam Frey mencoba meredakan suasana. "Lagian di depan kita masih ada.."

"Terobos saja Nightmare itu."

Mir mendaratkan tamparan keras di pipi Tom.

0 comments: