Wednesday, May 7, 2008

My Gift to You -- Illusion


Tak sampai 5 menit kemudian, sekeliling mereka berubah drastis. Stasiun kereta mulai ambles ke tanah tanpa meninggalkan jejak. Rumah yang begitu ditakuti oleh Ren, satu persatu bagian penyusun nya terangkat ke langit. Meninggalkan hanya padang rumput luas di depan mata mereka.

"Aku hanya melihat padang rumput dari tadi," gumam Shiro yang hanya diam sejak awal.

"Ini namanya padang ilusi. Plain of Illusion. Pikiran mu pasti aneh - aneh," Tom mendekati Ren lalu menggeplak kepalanya pelan. "Dunia ini bukan tempat tinggal mu dulu. Jadi tidak mungkin semua hal yang kau takuti di dunia mu dulu akan muncul di sini secara nyata. Mengerti?"

Ren mengangguk. Raut wajahnya masih ketakutan setengah mati. Seolah ia baru saja melihat hal yang paling tidak ingin dilihatnya lagi seumur hidupnya. Mir hanya bisa memandang Ren miris. Ia tidak menyangka bahwa Ibu nya bisa sebegitu menakutkan di hadapan Ren.

"Jadi, apa ini tempat yang benar?" tanya Frey.

Tom hanya mengangkat alisnya.

"Sini semuanya." Tom berjalan ke tengah, di mana kabut mulai turun dan makin tebal. "Jangan pikirkan hal buruk, ok? Pikirkan saja teman - teman kalian yang ada di sini. Kalau itu susah, ingat - ingat saja kejadian sejak kalian berada di sini. Bisa?"

Kelima bocah yang lain mengangguk. Shiro hanya mengangkat bahu.

"Partner kalian akan mengikuti jalan pikiran kalian, jadi kalian tidak akan terpisah. Nah, siap - siap ya. Hitungan ke 3, pusatkan pikiran masing - masing. Siap? 1.. 2.. 3!"



Kabut di sekitar mereka mulai berputar, mengelilingi mereka semua. Gumpalan asap yang makin tebal itu mulai membumbung tinggi ke atas. Sosok Tom, Shiro, Ren, dan yang lain, tidak lagi terlihat berdiri di atas padang ilusi itu.

Kereta hitam yang tadi masih menjulang juga perlahan menghilang. Mulai dari gerbong masinis, sampai ke gerbong penumpang paling belakang. Suara cerobong kereta seolah mengiringi lenyapnya kereta hitam itu.

Plain of Illusion, seperti namanya, perlahan ikut menghilang. Rerumputan mulai masuk kembali ke dalam tanah, digantikan ilalang yang sama seperti yang dilewati jalur kereta api. Seolah tidak ada dari awal..



"Selamat datang.."

Suara berat membuat Lexy membuka matanya. Posisi mereka masih sama saat mereka memejamkan mata dan berkonsentrasi tadi. Phoenix dan yang lain mulai membangunkan tuan mereka masing - masing. Semua nya dalam keadaan utuh. Kecuali Tom dan Shiro. Tidak ada sama sekali jejak keberadaan mereka.

"Di mana ini..?" Freya terbengong - bengong. Mereka berdiri di ruang tamu sebuah rumah, atau lebih tepatnya mansion. Penerangan yang remang - remang membuat bulu kuduk nya berdiri.

Suara berat yang tadi kembali muncul.

"..selamat datang.."

0 comments: