Monday, April 28, 2008

Move On -- Faraway


Seperti yang sudah diperkirakan, para Lights itu akhirnya berhasil mengejar mereka. Ciella Town memang dikelilingi barier yang membuatnya tidak terlihat dan tidak terdeteksi dari luar, tapi Tom tidak mau mengambil resiko.

Shiro tau, jejaknya lah yang menuntun para Lights itu ke tempat mereka. Hal itu membuatnya terpuruk lagi, padahal 2 hari terakhir ini ia sudah terlihat santai. Tepat saat kereta berangkat, Shiro membakar jubah putih yang selalu dipakainya itu, dan membuangnya jauh - jauh di sepanjang rel kereta yang masih melayang di angkasa.

"Kita turun," ujar Tom. "Siap - siap ya!" Tom memberi peringatan, sebelum akhirnya kereta itu meluncur seperti jet coaster. Freya mendekap lengan Lexy sambil berteriak kencang, membuat Frey melirik Lexy tajam. Mir menggenggam tangan Ren, berusaha meredam teriakannya. Inuki dan yang lainnya tampak nyaman denga turunan itu, malah mereka sepertinya kegirangan, membuat Freya iri setengah mati.

"Kembali ke permukaan tanah ya," Shiro mengangkat kedua tangannya, berusaha meregangkan badannya yang pegal - pegal.

"Setelah ini mau ke mana?" tanya Ren.

Kereta terus melaju tanpa menjawab pertanyaan Ren. Frey terus memandang ke luar jendela. Hamparan padang rumput dengan bunga - bunga di sela - sela nya. Cuaca yang cerah mengiringi suara 'oooooong' panjang dari cerobong kereta yang kembali bergema.

"Apa kita sudah aman?" Shiro menghampiri Tom. Mir masih tidak terbiasa dengan Shiro yang tanpa jubah putihnya, sehingga matanya terus terpaku lekat. "Apa?" Mir buru - buru mengalihkan pandangannya mendengar teguran Shiro.

"Ehm! Yaah... sementara aman lah... mungkin..." gumam Tom seenaknya.

"Sekarang mau ke mana?" Ren kembali bertanya.

"Ke tempat yang jauhhhhhhhhh-eits!" Tom menghindari geplakan Shiro.

"Nggak usah menghindar juga, gak bakal kena 'kan?"

Tom hanya menjulurkan lidahnya. Suara cerobong kereta membuat Tom menoleh. Raut wajahnya berubah ceria lagi seperti biasa.

"Yak! Itu dia!"

0 comments: