Saturday, March 8, 2008

Floatin' -- Depth : Surface

"He?"

"Loh?"

"Yo!"

"Hueee.."

"Ah!"

Dengan ekspresi kaget sendiri - sendiri, kelima bocah itu tiba - tiba sudah berhadapan satu sama lain. Tanpa perlu basa basi, mereka sudah melepas kangen masing - masing. Sambil duduk melingkar, mereka menceritakan pengalaman masing - masing.

"Ngomong - ngomong ini di mana ya?" Ren akhirnya menyadarkan mereka yang masih asyik ngobrol satu sama lain, membahas cara mereka bisa sampai di sini.

Langit merah subuh menghiasi daerah pinggiran sungai kecil tempat mereka berada. Sekeliling mereka hanya ada ilalang, sungai panjang, dan hanya mereka. Sambil berdiri, mereka memutuskan untuk mulai berkeliling.

Tidak ada tanda - tanda kehidupan satu pun. Bahkan serangga pun tidak ada di padang yang penuh ilalang tinggi itu. Mereka sudah hampir putus asa, sampai suara cerobong kereta hitam yang tidak asing di telinga mereka itu terdengar. Nyaring. Tapi tidak ada rel kereta di sana, jadi bagaimana kereta itu bisa sampai di sana?

Suara cerobong itu makin keras, tapi tetap saja tidak ada tanda - tanda moncong gerbong itu akan muncul. Lexy menghela napas panjang sambil duduk pasrah. Merasa frustasi karena ada suara tapi tidak ada sosok apa pun yang muncul. Sampai sedetik kemudian, kereta hitam itu sudah berdiri menjulang di sebelahnya.

Seolah jatuh dari langit, kereta hitam, tanpa ada Tom sebagai masinisnya itu, berdiri menjulan di depan kelima bocah yang hanya bisa terdiam itu. Banyak kejadian aneh yang terjadi, tapi ini lah yang paling aneh yang pertama kali mereka saksikan.

Frey baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam gerbong, saat ia kemudian berteriak kaget. Gerbong itu tidak kosong. Sekelompok orang dengan jubah putih menjuntai sampai bawah berada di dalam. Frey melangkah mundur, tapi satu dari sekian banyak jubah putih itu memanggilnya masuk.

"Masuklah.. Kami sudah menunggu kalian..."

0 comments: